taken here |
Perempatan
lampu lalu lintas terlihat sepi. Aku membawa motor bebek merah ku melaju
melintasi jalan berkabut yang diterangi lampu jalan. Masih sangat dini hari. Udara
sungguh teramat dingin. Gerimis pun masih membayangi gelap malam. Tubuh ku
menggigil perlahan.
Aku
membanting barang-barang yang berada di dekat ku. Piring, gelas, sendok, garpu,
tudung saji yang tergeletak terbuka, bahkan teko yang tadi terisi penuh dengan
air tak luput dari jarahan tanganku. Ruang makan yang bersatu dengan dapur hancur
berantakan, lantai penuh dengan pecahan kaca dan lauk pauk.
Mataku
melotot. Sumpah serapah mewarnai buruknya ucapanku. Di sudut sana, ku
tunjuk-tunjuk wanita berumur 58 tahun itu. Nafasnya naik turun menahan isak
tangis dan takut. Beberapa kali ia menyeka air mata di wajahnya dengan jilbab
putih yang turut basah karena tersiram air dari teko.
Wanita
yang menangis terduduk di sudut itu ibuku. Ya, Ibuku. Ibu yang sudah melahirkan
ku ke dunia ini. Ibu yang sudah bersabar menahan rasa sakit sejak aku masih dalam
kandungan hingga terlahir ke dunia. Ibu yang seharusnya ku doakan setiap hari
atas kemurahan hatinya, bukan malah memarahinya. Aku seringkali memaki ibu ku
yang miskin. Aku sering membanting barang-barang yang ada di dekatku. Ibu ku
yang selalu ku salahkan atas ketidakberesan ku selama ini. Kali ini aku marah
karena dengan baiknya Ibu memberikan uang pada Pakde Kasim yang kaya itu,
katanya Pakde Kasim sedang tak berduit dan butuh uang segera untuk membayar
utangnya pada rentenir. Padahal uang itu ku minta di tabung untuk membuat
warung kecil di depan rumah nantinya.
“Oh,
Ibu. Maafkan aku,” bisikku pelan pada diri sendiri.
Terngiang
kembali pembicaraan tadi sore di sebuah bengkel. Ucok si tukang tambal ban
bercerita padaku tentang tetangganya yang durhaka.
“Kemaren
sore tetangga ku meninggal mendadak, Ngga. Masih muda anaknya. Kakinya tertusuk
beling kaca yang cukup panjang ketika jatuh dari pohon nangka. Kata Ibunya
darahnya tak berhenti-henti. Cepat-cepatlah dia dibawa ke Rumah Sakit. Tau-tau
sampai sana mati pula dia, Ngga.” Aku terdiam mendengar ceritanya.
“Kasian
Emaknya. Sudah tua, dibuat susah sama dia. Kau taulah, bagaimana mahalnya biaya
rumah sakit sekarang. Aku tak kasian sama anak itu, Ngga. Seringkali kulihat dia
marah-marah dengan Emaknya. Padahal Emaknya sudah tua.” Setelah itu tak
kudengar apa yang di ceritakan Ucok. Aku cepat berlalu dari bengkel dan pulang
ke rumah temanku, Gana.
Malam
menunjukkan pukul 23.50 Wib. Sedang asyik nongkrong dengan teman-temanku,
ponselku berdering. Ku lihat nama Yura tertera disana, adik perempuan ku
satu-satunya. Ku angkat. Serasa di sambar petir badai topan. Rasa bersalah dan
menyesal bertalu-talu dalam hatiku. Ibu terkena serangan jantung. Aku langsung
mengambil motor dan melaju ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, ku lihat tubuh
kaku itu sudah terbungkus kain putih. “Ibuuuuuuuu!!! Maafkan Angga, Bu.” Aku berteriak
sekencang-kencangnya memanggil nama Ibu. Aku berusaha membangunkan Ibu. Tapi Ibu
sudah tiada. Ia pergi tanpa sempatku meminta maaf atas kedurhakaanku selama ini.
Jalanan
semakin berkabut, seperti hatiku. Aku menarik gas motor bebek merah ku lebih
kencang, menembus dinginnya malam dini hari. Badanku semakin menggigil, pedih, juga perih.
"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."
11 komentar:
sedih bacanya.. :(
apalagi saya :'(
Bagus banget , sedih bacanya :'( NICE STORY KAKAAAAK! INI BAGUS BANGET ! huaaaaaaah Pround of you kak! Semoga menang yaa :D
ambil hikmahnya aja dari cerita ini Lie ^-^...
Aamiin, makasihh :D
Kok sedih gini ceritanya. Semoga kita semua di sini membahagiakan orang tua kita jika sudah tua nanti :'(
semoga kita menjadi orang yang selalu ingat akan jasa2 orang tua kita dan selalu berusaha membahagiakan mereka, aamiin... ^o^
ini FF yang pertama?
kayak sudah terasah yah :D
goodluck GA nya :)
Makasih uchank ^o^
iya beneran FF ini pertama kali sy bikin... :D
ini FF kan, bukan true story, abis kesannya kyk true story..
moga menang ya..
:D
penasaran ah, mau ke tempat GA nya
Iya ini FF, syukurnya bukan true story.. :D
Ayuk2 ikutan... ^o^
makasih banget udah berbagi lumayan nih buat nambah-nambah wawasan !
Posting Komentar
tinggalkan komentarmu disini, maka aku akan berkunjung ke tempatmu... ^o^