Bismillah..
Alhamdulillah tabarakallahu ta’ala..
Qadarullah dalam proses penulisan NHW 3 ini sedikit terkendala. Bermula dari hari senin sore 2 minggu lalu tab saya terjatuh dari kulkas. Kesalahan saya saat meletakkan tab posisinya tidak pas. Saya meletakkannya antara atas kulkas dan pintu kulkas. Saya buru-buru menaruh tab ketika mengambil minum di meja kecil samping kulkas, dan ternyata Kak Shofi tanpa saya sadari membuntuti di belakang tanpa bersuara membuka pintu kulkas dan berakhir tab saya berdebam jatuh ke lantai. Saya hanya melongo mengambil tab dan mengecek kondisi tab. Saya pencet tombol power tab tidak mau hidup, berulang-ulang saya lakukan. Wah, dalam pikiran saya, tamat sudah riwayat tab ini. Malam itu saya pergi ke service center, tab terpaksa menginap. Rabu siang saya ambil kondisi tab sudah agak bagus, ganti IC CPU saja.
Sampai di rumah saya mulai menyicil tugas NHW 3, saya cicil sedikit-sedikit. Seperti biasa saya tidak bisa dengan cepat mengerjakan tugas, karena banyak panggilannya, panggilan shofi yang minta perhatian umminya, panggilan adek Ghozi yang mau menyusu, pup, dll. Belum pekerjaan lainnya yang sudah menuntut untuk dikerjakan.
Hari kamis malam tab masih berfungsi dengan baik. Jumat pagi saya buka tab dengan niat mengecek pesan yang masuk, tab saya mati dipencet tombol power tidak mau menyala. Apakah lagi yang salah kali ini? Siangnya saya lagi bawa tab ke service center. Dan dalam seminggu itu tab saya tidak ada kabar berita. Baru beberapa hari lalu dapat kabar kalau tab tidak bisa dibetulkan lagi, alias mati total. Perasaan saya sedih tentunya, tapi tidak merasa berat juga, karena sebagian data penting sudah saya pindah kan ke eksternal MC.
Selama hampir 2 minggu tab di rawat inap, saya dan suami yang sedang LDM aka long distance married yang biasanya video call via whatssap, terganti dengan hanya bisa mendengar suara suami lewat telpon atau sms. Alhamdulillah, kabar baiknya sekarang tab yang dimuseumkan didalam laci itu terganti dengan handphone baru. Baru kemarin suami ngajak beli handphone baru. Lalu sekarang terburu-buru saya membaca ulang materi ke 3 dan 4. Sudah terbayang-bayang jauh hari saya bakal lembur ngerjain double NHW, huhuhuu.
~ Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda. Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
Saya tertawa melihat respon suami saat saya mengirimnya surat cinta via WA. Dia hanya menjawab aamiinn dan senyum.
Kami memang buka tipe pasangan yang romantis. Tapi tetap ada hati yang mulai menghangat lagi dan lagi π
~ Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
Alhamdulillah, di usia pernikahan yang ketiga ini saya dan suami sudah Allah amanahkan dua anak yang masyaa Allah sedang lucu-lucunya. Shofiyyah Nailah Yusuf (2 th 4 bulan) anak yang selalu bersemangat, saya sering kewalahan ketika harus menanggapi kekepoan shofi terhadap sesuatu, entah itu binatang, tanaman maupun benda-benda sekitarnya. Shofi termasuk anak kinestetik. Beberapa minggu lalu kami sekeluarga juga saudara-saudara saya pulang kampung ke kampung kelahiran ibunda Rukiah Rahimahullah di Desa Sui Jaga B. Liburan dadakan judulnya. Dan yang menarik dari liburan dadakan sehari itu adalah kejadian yang dialami Shofi. Melihat ekspresi shofi ketika melihat luasnya halaman rumah Moyangnya saya sudah punya firasat bakal terjadi sesuatu yang seru yang akan dialami shofi. Kakinya bergerak berlari riang dengan ekspresi antusias dan bersemangat. Mengejar bebek dan ayam, menabrak dahan-dahan dan pohon mangga tanpa hirau dengan rasa sakitnya, hingga kejadian nyemplung ke parit samping rumah Moyang hingga shofi berlumuran lumpur.
Saat suami bilang shofi nyemplung ke parit samping rumah Moyangnya saya tertawa mendengarnya. “Iya Nak, disini main aja puas-puas, kalo di Pontianak kan gak bisa main keluar puas-puas yaa, banyak motor dan mobil seliweran di gang soalnya”.
Memang kalo dirumah saya tidak bisa membebaskan shofi bermain diluar, karena kondisi lingkungan yang kurang kondusif, kadang kasian juga melihat shofi hanya bisa bermain dirumah, tapi saya dan suami cukup sering membawa Shofi ke taman-taman di sekitaran Pontianak untuk menyalurkan ke antusiasan Shofi.
Selain tipe anak kinestetik Shofi sangat sayang dengan adiknya, sering memeluk adiknya, tapi kadang usil dan gemas juga. Saat adiknya menangis, dan saya masih ada urusan dibelakang shofi selalu berkata, “tunggu sebentar ya adek” dengan nada yang lembut dan membelai adiknya. Saya masih memantau perkembangan shofi lainnya, tapi sejauh ini perkembangannya sesuai dengan umurnya.
Anak kedua saya, Al Ghozi Azzam Sahl Yusuf (4,5 bln) dari bayi terlihat lebih mellow dibanding Shofi ketika bayi. Tapi Ghozi termasuk bayi yang murah senyum, sangat mudah untuk membuatnya tertawa. Karena ghozi belum mpasi masih AsiX saya memfokuskan ke perkembangan motorik kasarnya, melatih genggaman tangannya, menstimulasi Ghozi untuk berguling dan duduk, juga melakukan loud reading agar ia terlatih mendengarkan kata-kata.
Anak adalah titipan Allah, saya dan suami terus menerus belajar. Terutama saya harus berdamai dengan innerchild saya, saya tidak ingin pola asuh yang saya terima dari keluarga saya dulu terulang ke anak-anak saya.
~Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yang anda miliki.
Saya tipe introvert yang suka menyendiri dan kurang nyaman di tempat keramaian, tapi tidak berarti saya tidak suka bertemu orang. Saya senang berkenalan dengan orang baru tapi saya juga termasuk orang yang susah untuk langsung percaya dan akrab dengan orang yang baru ditemui.
Saya senang membaca, ini kebiasaan yang ditularkan keluarga saya yang semuanya suka membaca. Begitupun suami mempunyai hobi yang sama. Hal baik ini ingin dan akan saya tularkan ke anak-anak. Sedari Shofi masih bayi saya sudah mengumpulkan buku-buku bacaan. Dan nanti bila kami sudah punya rumah sendiri, saya akan buat perpustakaan mini. Dan saat ini saya menjadi reseller/marketter dari sebuah toko buku online. Rasanya menyenangkan bisa menyalurkan hobi membaca ke orang lain. Saya pun memang berniat mempunyai toko buku nantinya, tapi tidak hanya berisi buku, juga kerajinan tangan lainnya.
Saat ini saya masih belajar menguasai tehnik seni paper quilling. Menyenangkan membuat potongan kertas berwarna warni yang dipilin dan dibentuk menjadi suatu objek. Seni paper quilling ini menurut saya melatih fokus dan membuat saya mengembangkan kreativitas.
Saat ini sejujurnya saya masih mencari-cari hikmah dari segala kekurangan yang ada pada saya dan masa lalu yang tidak menyenangkan yang saya pernah alami. Ini terkait pula dengan proses saya berdamai dengan masa lalu.
Dalam proses saya belajar, saya pun berusaha untuk selalu membersamai proses belajar dan tumbuh kembang anak-anak dengan ilmu. Karena tentunya anak-anak ingin merasa aman dan nyaman bersama ibunya. Saya harus percaya diri bahwa saya bisa menjadi Ibu yang profesional untuk mereka.
Suami sangat mendukung apapun yang saya lalukan. Tidak pernah membatasi gerak saya. Selalu pengertian dengan kondisi yang saya hadapi. Jarang sekali menuntut istri harus begini dan begitu. Malah kadang harus saya yang memancing obrolan agar tau keinginan suami seperti apa. Saya pun berusaha mendukung apapun yang suami lakukan baik dalam hal pekerjaan, minat dan hobinya. Dalam hal pekerjaan saya hanya meminta agar apa yang ia kerjakan itu semuanya harus mencari keberkahan dan ridho dari Allah.
~ Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
Akhir bulan Maret nanti saya dan anak-anak akan menyusul suami ke Ketapang. Dalam proses pindahan rumah ini banyak hal yang saya persiapkan. Kami juga sudah membuat sedikit perencanaan akan bagaimana tinggal disana. Pindahnya suami bekerja ke Ketapang sebenarnya jauh dari harapannya. Beliau sendiri ingin pulang ke tanah kelahirannya di Banjarmasin untuk menunaikan niatnya merawat orang tua sendiri, apalagi anak laki-laki lebih utama untuk merawat orang tua. Qadarullah, Allah sudah menentukan takdir lain. Saya menenangkan suami, Allah tentu ada maksud untuk keluarga kami akhirnya tinggal disana.
Berhubung ketika suami harus pindah kerja saya sedang hamil 7 bulan, saya memutuskan untuk tinggal dulu disini, khawatir jika melahirkan disana tidak ada keluarga dekat yang mendampingi. Meski dengan kondisi hamil tua dan mengasuh anak 1,5th yang sedang dalam fase aktif, saya harus rela LDM dengan suami. Akhir Maret nanti dirasa waktu yang pas untuk saya dan anak-anak pindah ikut abinya. Saya cukup bersemangat untuk proses kepindahan ini. Banyak hal yang saya tanyakan ke suami seperti apa kota Ketapang itu. Maklum seumur-umur cuma pergi antara Singkawang-Pontianak-Sambas, paling jauh ke Jawa Timur, ke Gontor.
Tentu banyak harapan kami di kota itu. Semoga harapan-harapan itu berbuah baik nantinya.
Alhamdulillah tabarakallahu ta’ala..
Qadarullah dalam proses penulisan NHW 3 ini sedikit terkendala. Bermula dari hari senin sore 2 minggu lalu tab saya terjatuh dari kulkas. Kesalahan saya saat meletakkan tab posisinya tidak pas. Saya meletakkannya antara atas kulkas dan pintu kulkas. Saya buru-buru menaruh tab ketika mengambil minum di meja kecil samping kulkas, dan ternyata Kak Shofi tanpa saya sadari membuntuti di belakang tanpa bersuara membuka pintu kulkas dan berakhir tab saya berdebam jatuh ke lantai. Saya hanya melongo mengambil tab dan mengecek kondisi tab. Saya pencet tombol power tab tidak mau hidup, berulang-ulang saya lakukan. Wah, dalam pikiran saya, tamat sudah riwayat tab ini. Malam itu saya pergi ke service center, tab terpaksa menginap. Rabu siang saya ambil kondisi tab sudah agak bagus, ganti IC CPU saja.
Sampai di rumah saya mulai menyicil tugas NHW 3, saya cicil sedikit-sedikit. Seperti biasa saya tidak bisa dengan cepat mengerjakan tugas, karena banyak panggilannya, panggilan shofi yang minta perhatian umminya, panggilan adek Ghozi yang mau menyusu, pup, dll. Belum pekerjaan lainnya yang sudah menuntut untuk dikerjakan.
Hari kamis malam tab masih berfungsi dengan baik. Jumat pagi saya buka tab dengan niat mengecek pesan yang masuk, tab saya mati dipencet tombol power tidak mau menyala. Apakah lagi yang salah kali ini? Siangnya saya lagi bawa tab ke service center. Dan dalam seminggu itu tab saya tidak ada kabar berita. Baru beberapa hari lalu dapat kabar kalau tab tidak bisa dibetulkan lagi, alias mati total. Perasaan saya sedih tentunya, tapi tidak merasa berat juga, karena sebagian data penting sudah saya pindah kan ke eksternal MC.
Selama hampir 2 minggu tab di rawat inap, saya dan suami yang sedang LDM aka long distance married yang biasanya video call via whatssap, terganti dengan hanya bisa mendengar suara suami lewat telpon atau sms. Alhamdulillah, kabar baiknya sekarang tab yang dimuseumkan didalam laci itu terganti dengan handphone baru. Baru kemarin suami ngajak beli handphone baru. Lalu sekarang terburu-buru saya membaca ulang materi ke 3 dan 4. Sudah terbayang-bayang jauh hari saya bakal lembur ngerjain double NHW, huhuhuu.
~ Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda. Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
Saya tertawa melihat respon suami saat saya mengirimnya surat cinta via WA. Dia hanya menjawab aamiinn dan senyum.
Kami memang buka tipe pasangan yang romantis. Tapi tetap ada hati yang mulai menghangat lagi dan lagi π
~ Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
Alhamdulillah, di usia pernikahan yang ketiga ini saya dan suami sudah Allah amanahkan dua anak yang masyaa Allah sedang lucu-lucunya. Shofiyyah Nailah Yusuf (2 th 4 bulan) anak yang selalu bersemangat, saya sering kewalahan ketika harus menanggapi kekepoan shofi terhadap sesuatu, entah itu binatang, tanaman maupun benda-benda sekitarnya. Shofi termasuk anak kinestetik. Beberapa minggu lalu kami sekeluarga juga saudara-saudara saya pulang kampung ke kampung kelahiran ibunda Rukiah Rahimahullah di Desa Sui Jaga B. Liburan dadakan judulnya. Dan yang menarik dari liburan dadakan sehari itu adalah kejadian yang dialami Shofi. Melihat ekspresi shofi ketika melihat luasnya halaman rumah Moyangnya saya sudah punya firasat bakal terjadi sesuatu yang seru yang akan dialami shofi. Kakinya bergerak berlari riang dengan ekspresi antusias dan bersemangat. Mengejar bebek dan ayam, menabrak dahan-dahan dan pohon mangga tanpa hirau dengan rasa sakitnya, hingga kejadian nyemplung ke parit samping rumah Moyang hingga shofi berlumuran lumpur.
Saat suami bilang shofi nyemplung ke parit samping rumah Moyangnya saya tertawa mendengarnya. “Iya Nak, disini main aja puas-puas, kalo di Pontianak kan gak bisa main keluar puas-puas yaa, banyak motor dan mobil seliweran di gang soalnya”.
Memang kalo dirumah saya tidak bisa membebaskan shofi bermain diluar, karena kondisi lingkungan yang kurang kondusif, kadang kasian juga melihat shofi hanya bisa bermain dirumah, tapi saya dan suami cukup sering membawa Shofi ke taman-taman di sekitaran Pontianak untuk menyalurkan ke antusiasan Shofi.
Selain tipe anak kinestetik Shofi sangat sayang dengan adiknya, sering memeluk adiknya, tapi kadang usil dan gemas juga. Saat adiknya menangis, dan saya masih ada urusan dibelakang shofi selalu berkata, “tunggu sebentar ya adek” dengan nada yang lembut dan membelai adiknya. Saya masih memantau perkembangan shofi lainnya, tapi sejauh ini perkembangannya sesuai dengan umurnya.
Anak kedua saya, Al Ghozi Azzam Sahl Yusuf (4,5 bln) dari bayi terlihat lebih mellow dibanding Shofi ketika bayi. Tapi Ghozi termasuk bayi yang murah senyum, sangat mudah untuk membuatnya tertawa. Karena ghozi belum mpasi masih AsiX saya memfokuskan ke perkembangan motorik kasarnya, melatih genggaman tangannya, menstimulasi Ghozi untuk berguling dan duduk, juga melakukan loud reading agar ia terlatih mendengarkan kata-kata.
Anak adalah titipan Allah, saya dan suami terus menerus belajar. Terutama saya harus berdamai dengan innerchild saya, saya tidak ingin pola asuh yang saya terima dari keluarga saya dulu terulang ke anak-anak saya.
~Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yang anda miliki.
Saya tipe introvert yang suka menyendiri dan kurang nyaman di tempat keramaian, tapi tidak berarti saya tidak suka bertemu orang. Saya senang berkenalan dengan orang baru tapi saya juga termasuk orang yang susah untuk langsung percaya dan akrab dengan orang yang baru ditemui.
Saya senang membaca, ini kebiasaan yang ditularkan keluarga saya yang semuanya suka membaca. Begitupun suami mempunyai hobi yang sama. Hal baik ini ingin dan akan saya tularkan ke anak-anak. Sedari Shofi masih bayi saya sudah mengumpulkan buku-buku bacaan. Dan nanti bila kami sudah punya rumah sendiri, saya akan buat perpustakaan mini. Dan saat ini saya menjadi reseller/marketter dari sebuah toko buku online. Rasanya menyenangkan bisa menyalurkan hobi membaca ke orang lain. Saya pun memang berniat mempunyai toko buku nantinya, tapi tidak hanya berisi buku, juga kerajinan tangan lainnya.
Saat ini saya masih belajar menguasai tehnik seni paper quilling. Menyenangkan membuat potongan kertas berwarna warni yang dipilin dan dibentuk menjadi suatu objek. Seni paper quilling ini menurut saya melatih fokus dan membuat saya mengembangkan kreativitas.
Saat ini sejujurnya saya masih mencari-cari hikmah dari segala kekurangan yang ada pada saya dan masa lalu yang tidak menyenangkan yang saya pernah alami. Ini terkait pula dengan proses saya berdamai dengan masa lalu.
Dalam proses saya belajar, saya pun berusaha untuk selalu membersamai proses belajar dan tumbuh kembang anak-anak dengan ilmu. Karena tentunya anak-anak ingin merasa aman dan nyaman bersama ibunya. Saya harus percaya diri bahwa saya bisa menjadi Ibu yang profesional untuk mereka.
Suami sangat mendukung apapun yang saya lalukan. Tidak pernah membatasi gerak saya. Selalu pengertian dengan kondisi yang saya hadapi. Jarang sekali menuntut istri harus begini dan begitu. Malah kadang harus saya yang memancing obrolan agar tau keinginan suami seperti apa. Saya pun berusaha mendukung apapun yang suami lakukan baik dalam hal pekerjaan, minat dan hobinya. Dalam hal pekerjaan saya hanya meminta agar apa yang ia kerjakan itu semuanya harus mencari keberkahan dan ridho dari Allah.
~ Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
Akhir bulan Maret nanti saya dan anak-anak akan menyusul suami ke Ketapang. Dalam proses pindahan rumah ini banyak hal yang saya persiapkan. Kami juga sudah membuat sedikit perencanaan akan bagaimana tinggal disana. Pindahnya suami bekerja ke Ketapang sebenarnya jauh dari harapannya. Beliau sendiri ingin pulang ke tanah kelahirannya di Banjarmasin untuk menunaikan niatnya merawat orang tua sendiri, apalagi anak laki-laki lebih utama untuk merawat orang tua. Qadarullah, Allah sudah menentukan takdir lain. Saya menenangkan suami, Allah tentu ada maksud untuk keluarga kami akhirnya tinggal disana.
Berhubung ketika suami harus pindah kerja saya sedang hamil 7 bulan, saya memutuskan untuk tinggal dulu disini, khawatir jika melahirkan disana tidak ada keluarga dekat yang mendampingi. Meski dengan kondisi hamil tua dan mengasuh anak 1,5th yang sedang dalam fase aktif, saya harus rela LDM dengan suami. Akhir Maret nanti dirasa waktu yang pas untuk saya dan anak-anak pindah ikut abinya. Saya cukup bersemangat untuk proses kepindahan ini. Banyak hal yang saya tanyakan ke suami seperti apa kota Ketapang itu. Maklum seumur-umur cuma pergi antara Singkawang-Pontianak-Sambas, paling jauh ke Jawa Timur, ke Gontor.
Tentu banyak harapan kami di kota itu. Semoga harapan-harapan itu berbuah baik nantinya.
❤ππππ
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentarmu disini, maka aku akan berkunjung ke tempatmu... ^o^