Bismillahirrahmaanirrahiim..
Alhamdulillah, Tabarakallahu ta'ala
Masyaa Allah, Nice Home Work (NHW) yang pertama ini bikin saya deg-deg ser π Seperti uji nyali dan semacam naik roll coaster (edeh kayak pernah aja naik roll coaster π). Pelan-pelan dan berulang-ulang saya membaca masing-masing pertanyaan dari tugas materi pertama bertema 'Adab Menuntut Ilmu'. Saya rasa jawaban yang akan saya jawab menjadi penentu dan pemandu tujuan hidup kelak.
Dulu sebelum menikah saya membuat beberapa target agar saya lebih fokus. Alhamdulillah beberapa telah terlaksana, sisanya terseret-seret karena hilang fokus dan sibuk dengan kegiatan mengajar di sekolah. Semoga dengan adanya NHW ini menjadikan saya kembali lebih fokus menjalani tujuan hidup saya.
❤ Satu Jurusan Ilmu yang Ingin dan Akan Saya Tekuni di Universitas Kehidupan
Untuk pertanyaan pertama, agak susah juga menentukannya, karena di minta satu jurusan ilmu di universitas kehidupan. Padahal ada beberapa kegiatan yang ingin saya lakukan, seperti belajar tahsin lagi, berbisnis dari rumah, belajar masak (saya gak pandai masak π), crafting, berkebun, dan banyak lagi. Tapi saya harus membuat prioritas untuk hidup saya yang mana hasilnya bermanfaat buat saya dan keluarga saya, dan semoga untuk orang lain.
Penting untuk saya saat ini belajar ilmu parenting. Ini berdasarkan pada pengalaman saya ketika mengajar di PAUD yaitu di PG/TK PAS Aulaadul Yamin Pontianak. Meski hanya sempat mengajar satu setengah tahun tapi saya mendapat kenangan mengajar yang menyenangkan. Saya belajar dari polosnya anak-anak, bermacam tingkah polah lucu mereka, dan fitrah mereka sebagai manusia pencari ilmu. Belajar banyak hal dari pembina sekolah, kepala sekolah dan bunda-bunda lainnya yang ikut mengajar untuk menjadi pribadi yang baik. Kenangan di awal lahirnya sekolah baru yang kemudian menjadi sekolah yang mengayomi banyak anak santri. Meski kemudian setelah melahirkan saya memutuskan untuk resign dari sekolah karena memilih mengasuh anak saya, Shofi, sendirian bersama suami. Memilih menjadi ibu rumah tangga. Dimana saya harus menyimpan rapi ijazah S1 saya di dalam lemari. Tapi saya menikmati peran ibu rumah tangga dengan segala keriwehannya.
Sebelumnya menikah saya juga pernah mengajar mengaji di Masjid Munzalan Mubarakan Ampera Pontianak. Setiap sebelum maghrib saya pergi ke masjid dan ikut sholat berjama'ah bersama anak-anak sekitaran masjid, yang kemudian setelah sholat satu per satu anak-anak ini saya ajarkan mengaji dan bersama-sama menghafal ayat Al Qur'an dengan metode One Day One Ayat. Meski sebentar tapi kegiatan selepas maghrib ini membuat hati saya senang.
Membangun keinginan anak-anak untuk mau menghafal Al Qur'an susah susah gampang, kadang harus saya iming-imingi mereka dengan hadiah berupa coklat atau pernak pernik sekolah jika dalam seminggu bisa hafal beberapa ayat. Kadang tak segan saya antarkan beberapa anak yang jalan ke rumahnya rada gelap tidak ada lampu jalan. Memang keadaan jalan gelap membuat riskan. Jangankan mereka saya sendiri saja takut lewat di jalan yang gelap apatah lagi mereka yang masih kecil-kecil. Ini sebagai bentuk rasa peduli ke mereka sehingga mereka pun tidak segan dengan saya.
Dari sedikitnya pengalaman ini saya menyadari bahwa ilmu parenting tidak bisa sebentar saja mempelajarinya, tapi menjalaninya seumur hidup. Setelah dipikir-pikir, ilmu parenting tidak hanya sekedar ilmu mengasuh anak tapi juga mencakup banyak hal, termasuk beberapa kegiatan yang saya sebutkan sebelumnya dapat saya lakukan juga untuk kemudian saya ajarkan kepada anak-anak saya.
❤ Alasan Menekuni Ilmu Parenting
"Al-ummu madrasatul ula’, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq". Sebuah syair Arab yang artinya ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik. Sebuah kalimat syair yang menjadi alasan terkuat saya untuk menjadi seorang ibu yang shalehah. Dari saya dan Abinyalah seharusnya anak-anak belajar tentang agama dan kehidupan. Menjadi orang tua memang sudah menjadi kewajiban memberi pengajaran aqidah, akhlak dan ilmu pengetahuan. Dan haknya anak-anak untuk mendapatkan itu. Hal ini tidak bisa saya pindah tangankan ke orang lain. Maka dari itu penting untuk saya belajar lagi dan membentengi anak-anak dari pengaruh negatif baik perilaku maupun pemikiran dari luar yang tidak sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah. Membersamai tumbuh kembang anak menjadi anak sholeh dan sholehah yang akan mengemban tugas menjadi khalifah di bumi Allah.
❤ Perencanaan Strategi Menuntut Ilmu Parenting
Berkenaan dengan strategi saya dalam mendalami ilmu parenting, saya harus memperbanyak membaca baik dari buku, artikel di medsos dan menonton video-video berkaitan dengan ilmu parenting. Berusaha mengikuti seminar-seminar parenting yang diadakan. Mengikuti kulwap-kulwap parenting dari grup-grup whatsapp yang saya ikuti.
Saya juga akan mulai menerapkan homeschooling ke anak-anak saya sebagai penerapan dari ilmu parenting. Saya sudah mengumpulkan beberapa materi homeschooling, kurikulum dan paramater perkembangan anak dari umur 0 bulan hingga 5 tahun. Untuk perlengkapan dan perangkat penunjang belajar tidak mesti beli yang mahal-mahal, tapi cukup menggunakan yang ada di sekitar.
Suami selama ini cukup membantu dalam pengasuhan anak-anak apabila beliau tidak sedang dinas keluar kota. Saya selalu berusaha sounding ke suami untuk bermain dengan anak-anaknya mempererat bonding ayah dan anak-anak. Dan Alhamdulillah suami pun selalu mendukung kegiatan yang saya lakukan selama itu kegiatan yang positif. Komunikasi antar suami istri yang harus lebih direkatkan lagi, terutama saat quality time bersama anak-anak sebisa mungkin tanpa gadget.
Kegiatan-kegiatan belajar seperti memasak, crafting, berkebun, berbisnis, belajar tahsin dan sederet kegiatan lainnya tetap bisa saya lakukan sembari mempelajari ilmu parenting ini.
❤ Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang saya perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
Satu hal yang menjadi hal yang cukup merisaukan hati saya yaitu masalah pengendalian emosi. Saya sering terlepas marah pada Kak Shofi jika ia melakukan hal yang tidak saya sukai. Padahal saya sangat tau anak yang tumbuh dengan ibu yang pemarah ia akan menjadi anak yang tidak percaya diri atau lebih parahnya bahkan kelak bila ia dewasa menjadi anak yang suka membully anak lainnya. Na'udzubillahimindzalik.
Maka dari itu saya berusaha menanamkan pada diri saya, saya harus bersyukur mendapat anak yang sempurna, tidak banyak orang yang bisa segera mendapatkan anak setelah menikah. Saya harus bersyukur punya suami yang selalu mendukung saya. Inilah saatnya saya memperbaiki komunikasi dengan suami dan memperkuat bonding saya dengan anak-anak.
Yang paling utama harus saya lakukan adalah meminta maaf dan menyenangkan orang tua. Berhubung kedua orang tua sudah meninggal dan saya hanya bisa mengirim doa maka kedua mertua saya adalah orang tua yang harus saya hormati setelah suami, maka saya selalu mendoakan yang terbaik untuk kedua mertua, berusaha menyenangkan hati mereka, sering-sering menelpon dan menanyakan kabar mereka. Kemudian saya berusaha selalu memaafkan diri sendiri dan orang lain. Sering meminta maaf pada suami karena ridho suami sumber keberkahan hidup istri, memperbaiki ibadah-ibadah dan sering dzikrullah serta menjaga jalinan silaturahim dengan kerabat dan teman-teman. Ikhlas untuk semua yang terjadi pada kehidupan saya. Berterima kasih kepada siapa pun, sekecil apapun pemberian ataupun pertolongan yang diberikan. Yang terpenting adalah mencari keridhoan Allah atas apa yang saya lakukan.
Semoga dengan adanya NHW ini lebih memperjelas langkah saya untuk menjadi istri dan ibu yang bisa membawa keluarga ke jannah-Nya. Banyak jalan menuju surga Allah, tapi pastikan langkah itu sesuai dengan koridor Al Qur'an dan as-Sunnah.
#nicehomework #adabmenuntutilmu #writingfornation #menulisasik #metodeROIS #pesantrenbundasholehah
Alhamdulillah, Tabarakallahu ta'ala
Masyaa Allah, Nice Home Work (NHW) yang pertama ini bikin saya deg-deg ser π Seperti uji nyali dan semacam naik roll coaster (edeh kayak pernah aja naik roll coaster π). Pelan-pelan dan berulang-ulang saya membaca masing-masing pertanyaan dari tugas materi pertama bertema 'Adab Menuntut Ilmu'. Saya rasa jawaban yang akan saya jawab menjadi penentu dan pemandu tujuan hidup kelak.
Dulu sebelum menikah saya membuat beberapa target agar saya lebih fokus. Alhamdulillah beberapa telah terlaksana, sisanya terseret-seret karena hilang fokus dan sibuk dengan kegiatan mengajar di sekolah. Semoga dengan adanya NHW ini menjadikan saya kembali lebih fokus menjalani tujuan hidup saya.
Screenshoot Nice Homework dari Grup WA Matrikulasi IIP Batch5 |
❤ Satu Jurusan Ilmu yang Ingin dan Akan Saya Tekuni di Universitas Kehidupan
Untuk pertanyaan pertama, agak susah juga menentukannya, karena di minta satu jurusan ilmu di universitas kehidupan. Padahal ada beberapa kegiatan yang ingin saya lakukan, seperti belajar tahsin lagi, berbisnis dari rumah, belajar masak (saya gak pandai masak π), crafting, berkebun, dan banyak lagi. Tapi saya harus membuat prioritas untuk hidup saya yang mana hasilnya bermanfaat buat saya dan keluarga saya, dan semoga untuk orang lain.
Penting untuk saya saat ini belajar ilmu parenting. Ini berdasarkan pada pengalaman saya ketika mengajar di PAUD yaitu di PG/TK PAS Aulaadul Yamin Pontianak. Meski hanya sempat mengajar satu setengah tahun tapi saya mendapat kenangan mengajar yang menyenangkan. Saya belajar dari polosnya anak-anak, bermacam tingkah polah lucu mereka, dan fitrah mereka sebagai manusia pencari ilmu. Belajar banyak hal dari pembina sekolah, kepala sekolah dan bunda-bunda lainnya yang ikut mengajar untuk menjadi pribadi yang baik. Kenangan di awal lahirnya sekolah baru yang kemudian menjadi sekolah yang mengayomi banyak anak santri. Meski kemudian setelah melahirkan saya memutuskan untuk resign dari sekolah karena memilih mengasuh anak saya, Shofi, sendirian bersama suami. Memilih menjadi ibu rumah tangga. Dimana saya harus menyimpan rapi ijazah S1 saya di dalam lemari. Tapi saya menikmati peran ibu rumah tangga dengan segala keriwehannya.
Sebelumnya menikah saya juga pernah mengajar mengaji di Masjid Munzalan Mubarakan Ampera Pontianak. Setiap sebelum maghrib saya pergi ke masjid dan ikut sholat berjama'ah bersama anak-anak sekitaran masjid, yang kemudian setelah sholat satu per satu anak-anak ini saya ajarkan mengaji dan bersama-sama menghafal ayat Al Qur'an dengan metode One Day One Ayat. Meski sebentar tapi kegiatan selepas maghrib ini membuat hati saya senang.
Membangun keinginan anak-anak untuk mau menghafal Al Qur'an susah susah gampang, kadang harus saya iming-imingi mereka dengan hadiah berupa coklat atau pernak pernik sekolah jika dalam seminggu bisa hafal beberapa ayat. Kadang tak segan saya antarkan beberapa anak yang jalan ke rumahnya rada gelap tidak ada lampu jalan. Memang keadaan jalan gelap membuat riskan. Jangankan mereka saya sendiri saja takut lewat di jalan yang gelap apatah lagi mereka yang masih kecil-kecil. Ini sebagai bentuk rasa peduli ke mereka sehingga mereka pun tidak segan dengan saya.
Dari sedikitnya pengalaman ini saya menyadari bahwa ilmu parenting tidak bisa sebentar saja mempelajarinya, tapi menjalaninya seumur hidup. Setelah dipikir-pikir, ilmu parenting tidak hanya sekedar ilmu mengasuh anak tapi juga mencakup banyak hal, termasuk beberapa kegiatan yang saya sebutkan sebelumnya dapat saya lakukan juga untuk kemudian saya ajarkan kepada anak-anak saya.
❤ Alasan Menekuni Ilmu Parenting
"Al-ummu madrasatul ula’, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq". Sebuah syair Arab yang artinya ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik. Sebuah kalimat syair yang menjadi alasan terkuat saya untuk menjadi seorang ibu yang shalehah. Dari saya dan Abinyalah seharusnya anak-anak belajar tentang agama dan kehidupan. Menjadi orang tua memang sudah menjadi kewajiban memberi pengajaran aqidah, akhlak dan ilmu pengetahuan. Dan haknya anak-anak untuk mendapatkan itu. Hal ini tidak bisa saya pindah tangankan ke orang lain. Maka dari itu penting untuk saya belajar lagi dan membentengi anak-anak dari pengaruh negatif baik perilaku maupun pemikiran dari luar yang tidak sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah. Membersamai tumbuh kembang anak menjadi anak sholeh dan sholehah yang akan mengemban tugas menjadi khalifah di bumi Allah.
❤ Perencanaan Strategi Menuntut Ilmu Parenting
Berkenaan dengan strategi saya dalam mendalami ilmu parenting, saya harus memperbanyak membaca baik dari buku, artikel di medsos dan menonton video-video berkaitan dengan ilmu parenting. Berusaha mengikuti seminar-seminar parenting yang diadakan. Mengikuti kulwap-kulwap parenting dari grup-grup whatsapp yang saya ikuti.
Saya juga akan mulai menerapkan homeschooling ke anak-anak saya sebagai penerapan dari ilmu parenting. Saya sudah mengumpulkan beberapa materi homeschooling, kurikulum dan paramater perkembangan anak dari umur 0 bulan hingga 5 tahun. Untuk perlengkapan dan perangkat penunjang belajar tidak mesti beli yang mahal-mahal, tapi cukup menggunakan yang ada di sekitar.
Suami selama ini cukup membantu dalam pengasuhan anak-anak apabila beliau tidak sedang dinas keluar kota. Saya selalu berusaha sounding ke suami untuk bermain dengan anak-anaknya mempererat bonding ayah dan anak-anak. Dan Alhamdulillah suami pun selalu mendukung kegiatan yang saya lakukan selama itu kegiatan yang positif. Komunikasi antar suami istri yang harus lebih direkatkan lagi, terutama saat quality time bersama anak-anak sebisa mungkin tanpa gadget.
Kegiatan-kegiatan belajar seperti memasak, crafting, berkebun, berbisnis, belajar tahsin dan sederet kegiatan lainnya tetap bisa saya lakukan sembari mempelajari ilmu parenting ini.
❤ Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang saya perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
Satu hal yang menjadi hal yang cukup merisaukan hati saya yaitu masalah pengendalian emosi. Saya sering terlepas marah pada Kak Shofi jika ia melakukan hal yang tidak saya sukai. Padahal saya sangat tau anak yang tumbuh dengan ibu yang pemarah ia akan menjadi anak yang tidak percaya diri atau lebih parahnya bahkan kelak bila ia dewasa menjadi anak yang suka membully anak lainnya. Na'udzubillahimindzalik.
Maka dari itu saya berusaha menanamkan pada diri saya, saya harus bersyukur mendapat anak yang sempurna, tidak banyak orang yang bisa segera mendapatkan anak setelah menikah. Saya harus bersyukur punya suami yang selalu mendukung saya. Inilah saatnya saya memperbaiki komunikasi dengan suami dan memperkuat bonding saya dengan anak-anak.
Yang paling utama harus saya lakukan adalah meminta maaf dan menyenangkan orang tua. Berhubung kedua orang tua sudah meninggal dan saya hanya bisa mengirim doa maka kedua mertua saya adalah orang tua yang harus saya hormati setelah suami, maka saya selalu mendoakan yang terbaik untuk kedua mertua, berusaha menyenangkan hati mereka, sering-sering menelpon dan menanyakan kabar mereka. Kemudian saya berusaha selalu memaafkan diri sendiri dan orang lain. Sering meminta maaf pada suami karena ridho suami sumber keberkahan hidup istri, memperbaiki ibadah-ibadah dan sering dzikrullah serta menjaga jalinan silaturahim dengan kerabat dan teman-teman. Ikhlas untuk semua yang terjadi pada kehidupan saya. Berterima kasih kepada siapa pun, sekecil apapun pemberian ataupun pertolongan yang diberikan. Yang terpenting adalah mencari keridhoan Allah atas apa yang saya lakukan.
Semoga dengan adanya NHW ini lebih memperjelas langkah saya untuk menjadi istri dan ibu yang bisa membawa keluarga ke jannah-Nya. Banyak jalan menuju surga Allah, tapi pastikan langkah itu sesuai dengan koridor Al Qur'an dan as-Sunnah.
#nicehomework #adabmenuntutilmu #writingfornation #menulisasik #metodeROIS #pesantrenbundasholehah