Oleh Aan Rosady
bilakah kerinduan ini akan berakhir?
sungguh aku takut kehilangan arah
empat belas masa dihantam badai rindu dendam
kerinduan itu tak pernah pudar...
Ibunda...
aku hampir menjadi badai
keringatmu disajadahlah yg membuat aku bertiup semilir
aku hampir menjadi gelap
cahaya mata-bersahajamulah yang membuatku menjadi terang
aku hampir menjadi buta
aku hampir menjadi pedang
senyum kasihmulah yg membuat aku menjadi sembilu
mengiris dunia diam-diam
Ibunda...
aku kini adalah pengembara hati dunia
berjalan di terang, gelap dan mendung
meniti dihelai rambutmu yang panjang terurai
berenang disungai dan lautan kehidupan
bermimpi diantara bintang gemintang
entahkah sampai atau terbuang....?
Ibunda....
bilakah kerinduan ini akan berakhir?
Singkawang, 6 Mei 2011
(ditulis untuk Sang Emak Tercinta, tepat 14 tahun sejak kepergiannya)
NB: puisi ini ditulis oleh abang ku sulungku, yang udah kayak bapak buat ku :')
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentarmu disini, maka aku akan berkunjung ke tempatmu... ^o^